Kedisplinan yang sudah menjadi kebiasaan saya,
Pertama, saya selalu berusaha hadir tepat waktu baik di saat perkuliahan, rapat maupun pertemuan lainnya, jadwal pada agenda saya selalu disusun minimal per minggu atau bahkan harian, agar agenda saya dapat dibuat lebih sistematis dan terukur. Saya percaya nasib seseorang dapat dirubah dengan merubah karakter, watak, sifat dan kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan disiplin merupakan pilihan bijak bagi seseorang yang berpegangan pada prinsip kerja dan target.
Kedua, dalam perkuliahan, saya mengikuti aturan jam kerja mengajar, sesuai dengan jumlah bobot SKS pada mata kuliah yang diampu. Pemenuhan minimal jumlah pertemuan per semester adalah enam belas pertemuan, saya selalu memenuhi jumlah tersebut bahkan pada mata kuliah Ilmu Hitung Keuangan semester ganjil tahun 2011 lalu, saya pun ikut memantau kegiatan lapangan, yaitu observasi dan wawancara yang dilakukan di luar jam mengajar semestinya, karena saya ingin memastikan bahwa proses pembelajaran sesuai dengan prosedural yang sudah ditetapkan di kelas.
Ketiga, Satuan Acara Perkuliahan, saya selalu sampaikan terlebih dahulu ke Jurusan pada saat pertemuan awal belum dimulai dan disampaikan pada mahasiswa disaat Kontrak Belajar di pertemuan awal pekuliahan. Ini dilakukan supaya Jurusan dapat mengevaluasi berkenaan dengan saran atau tambahan sub materi atau referensi yang ingin ditambahkan dan juga agar mahasiswa mengetahui rincian materi, referensi, strategi belajar, penilaian dan penugasan yang walaupun disampaikan secara lisan, mahasiswa dapat melihatnya secara tertulis dan diperbanyak kepada seluruh mahasiswa di kelas.
Keempat, hasil rekapan penilaian absensi, tugas, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester, saya selalu serahkan sebelum batas masa tenggat (deadline), karena saya melakukan evaluasi secara rutin bulanan, sehingga mempermudah agar pekerjaan tidak menumpuk di akhir semester.
Ada nilai keteladanan yang coba saya sisipkan dalam setiap perkuliahan,
Pertama, secara keilmuwan bahwa tidak ada persoalan yang tidak mungkin tersolusikan, jika kita ada keinginan yang kuat untuk meyelesaikannya. Saya berusaha untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan mahasiswa terhadap materi ajar saya, jika saya tidak mampu menjawabnya saat itu juga, maka saya meminta waktu untuk menjawabnya, dan saya selalu berusaha memenuhi janji saya tersebut.
Kedua, teknik komunikasi adalah hal kedua yang saya tekankan pada proses pembelajaran di kelas. Saya berbicara selantang mungkin dan menghilangkan keraguan pada mahasiswa, dengan cara membuktikan teorema dengan pembuktian yang kuat. Setelah mahasiswa percaya, maka mahasiswa lebih mudah diarahkan, dan saya mempraktekan teknik agar audiens mendengarkan dengan khidmat. Hal-hal tersebut saya sampaikan kepada mahasiswa sebagai bentuk teknik komunikasi dan metode penyampaian yang baik pada sebuah forum apapun termasuk di kelas, khususnya sebelum mereka memulai sebuah presentasi. Harapan saya mahasiswa dapat memetik hikmah tentang arti pentingnya pengolahan diri dalam kemampuan berkomunikasi.
Ketiga, prinsip keterbukaan merupakan hal yang saya tunjukkan pada saat saya di kelas. Saya membuka peluang penilaian dan evaluasi yang transparan, sehingga semua mahasiswa dapat mengakses informasi hasil belajarnya, untuk dijadikan evaluasi kemampuan diri. Berani untuk dikritik adalah juga nilai keteladan, bagi mahasiswa, yang saya pernah alami pada saat memutuskan untuk terbuka dalam penilaian.
Keempat, pada saat mahasiswa melakukan observasi mata kuliah Ilmu Hitung Keuangan, saya juga ikut terjun dalam pengawasan mahasiswa di lapangan. Hal ini menjadi nilai lebih dalam hal pengawasan manajerial kelas. Perhatian dosen pada kegiatan mahasiswanya akan memberikan dampak positif bagi hasil yang didapatkan.
Kelima, saya selalu berusaha tampil rapih, lengkap, sopan juga pembicaraan yang santun namun tetap tegas, hal tersebut merupakan kepribadian pemimpin, yang paling awal dapat terlihat, sehingga harus tetap dijaga walaupun saya sedang berada diluar kampus.
Setiap manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan dan khilaf, baik yang di sengaja maupun tidak. Saya berprinsip untuk selalu terbuka pada kritik apalagi saran yang membangun.
Pertama, saya pernah menyampaikan materi ajar yang kurang lengkap bahkan ada teorema yang salah tulis, sehingga pemahaman maknanya pun menjadi salah, kemudian mahasiswa saya pun mengingatkan saya, dan segera saya meminta maaf dan saya perbaiki.
Kedua, pernah suatu ketika, mahasiswa saya mendapati saya merokok, walaupun saya tidak melakukannya di kelas bahkan tidak di kampus. Namun kurang sreg, melihat saya merokok. Dia mengkritik saya habis-habisan, lalu dia meyakinkan saya tentang citra diri saya dan dampaknya bagi mahasiswa saya tersebut, saya pun terharu dan berjanji behenti merokok. Alhamdulillah, dengan perjuangan yang keras, saya sudah tidak merokok lagi.
Ketiga, saya mempunyai kebiasaan buruk yang kadang muncul sekali-kali pada saat menyampaikan di kelas, kata-kata yang keluar dari mulut saya terlalu cepat, sehingga mahasiswa saya merasa ketinggalan dalam menerima informasi, sehingga saya harus diinterupsi. Saya pun mengulang kembali penyampaian ajar, dengan lebih lambat dan saya tanyakan apakah seluruh mahasiswa saya mengerti di setiap langkah penjelasan pembuktian atau per soal yang dijawab. Kalaupun belum saya ulangi kembali, kedua kalinya.
Keempat, di akhir semester saya menyebarkankan angket tentang penilaian diri saya, kepada semua mahasiswa. Isinya mengenai saran dan masukan mahasiswa pada proses, materi, penyampaian dan strategi pembelajaran yang digunakan, agar dikemudian hari saya dapat memperbaikinya lebih baik lagi.
Kelima, saya sering melakukan diskusi dengan teman sejawat yaitu sekretaris jurusan saya, tentang penilaian dirinya terhadap gaya mengajar saya, dan pelaksaaan rewards dan punishment. Semua saran beliau saya tuliskan, dan menjadi bahan evaluasi diri saya.